Pesona E. sakazakii
Oleh Ressy Kartika Sari
Sore itu... sore yang
sangat berbeda dari biasanya. Empat orang perempuan berjalan ditengah senja
yang menghiasi kota ciputat. Jilbab mereka terayun kesana kemari dengan alunan
angin yang menghembus ke empatnya. Genangan air akibat langit menangis telah
menjadikan cermin disepanjang jalan menapaki lingkungan kampus.
Keempat perempuan super
itu adalah Ade Farida, Rakhil, Anisa Puteri dan aku, Ressy Kartika Sari. Kami menyongsong
sore menjelang malam dengan gairah serta semangat untuk melanjutkan sesi
diskusi melalui online. Ini merupakan pilihan. Pilihan baik aku maupun Anisa Puteri untuk tetap terjaga di
lingkungan kampus meskipun langit mulai kelabu. Tak patah semangat untuk
melangkah maju. Mencari sepercik cahaya ilmu.
Kami berjalan menuju
kostan Ade dan Achil, panggilan sayang untuk perempuan cantik bernama Rakhil. Tak
lupa membeli beberapa nasi bungkus untuk mengisi perut kami yang kelaparan. Setelah
siap dan kami tiba di tempat persinggahan yang begitu nyaman untuk sejenak.
Haus serta dahaga kami lepaskan dengan memakan habis makan yang kami beli.
Sebuah manisan buah
disuguhkan oleh Achil. Kami memilih manisan yang berwarna hijau, aku tidak
ingat betul nama buah manisan itu, tetapi rasanya manis serta masam membuat
lidah kami bergoyang kesana kemari.
Sungguh waktu yang
cukup singkat, suara panggilan sholat yang memukau mulai berkumandang. Menyerukan
kami untuk pergi melaksanakan perintah ALLAH SWT. Namun begitu kami menahan haru karena sebagian dari kami
tak dapat menempelkan kening kami untuk bersimpuh kepada yang MAHA KUASA. Deru nafas
semesta alam menghempas wajahku dan Anisa Puteri. Kebetulan kami yang tidak
dapat melaksanakan ibadah karena ALLAH benar-benar mencintai kami sebagai kaum
hawa.
Batre hapeku habis
serta pulsapun tak ada. Ingin memberikan pesan singkat sebagai izin untuk
pulang malam kepada orangtua. Aku dan Anisa Puteri berlari menuju counter
pulsa. Dalam hitungan detik pulsa kami telah terisi dengan nominal Rp. 5.000.
Sungguh besar karunia ALLAH.
Setelahnya muncul pesan
singkat dari PJ media teknologi kami tersayang. Pernyataan yang mengumumkan bahwa
diskusi akan dilaksanakan jam setengah delapan malam. Kami tidak kecewa, tetapi
kecemasan akan melanda karena diskusi akan berakhir pukul sepuluh malam. Tetapi
kami tetap bersemangat untuk mendapatkan ilmu yang tidak setiap saat kami
dapatkan.
Waktu telah menunjukkan
pukul setengah delapan malam. Detak jantung kami mulai tidak beraturan dengan nafas yang sedikit
terengah-engah kami telah siap berdiskusi di depan PC masing-masing. Pertarungan
debat melalui diskusi online membuat kami bergairah selama dua jam lamanya. Aku
terharu ketika jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Aku dan Anisa Puteri
menghela nafas panjang. Kami segera beranjak untuk pulang dan tidak lupa
mengucapkan salam perpisahan untuk hari ini kepada Ade dan Achil yang telah
bersedia bersama kami dari sore hingga malam.
Aku tak dapat menahan
haru ketika Retno Wahyuningtyas, Becik Anggitani, Risyca Nova Pujiastuti,
Fatimah, Qonita Rahmi, Ade Farida serta Serlin Nurhidayati menghawatirkan kami.
Aku tidak menyangka bahwa teman-temanku itu begitu peduli kepada kami. Aku baru
pertama kalinya merasakan dicemaskan oleh teman-temanku dan itu membuatku
semakin menambah rasa sayangku kepada mereka.
Aku dan Anisa Puteri
menghabiskan waktu beberapa menit di koantas bima 509 untuk menuju rumah masing-masing.
Sungguh pesona E. sakazakii yang mampu membuatku sadar akan satuhal yaitu begitu
banyak kebaikan yang mereka berikan kepadaku. Bahkan Anisa Puteri segera
memberi pesan singkat ketika ia sampai di rumah untuk menanyakan keadaanku.
Ya ALLAH, aku sungguh
bersyukur memiliki teman-teman yang sangat baik kepadaku. Aku tahu bahwa Engkau
memberikan teman-teman yang baik untukku agar aku segera merubah tingkahku
menjadi sebaik mereka. Ya ALLAH terima kasih banyak karena Engkau memberika
teman sebaik mereka. Terimakasih banyak. ^_________^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar