Prospek
Membangun Negara dan Masyarakat
Bhinneka
Tunggal Ika (Unity in Diversity)
Oleh Ressy Kartika Sari
Apa arti Bhineka
Tunggal Ika (Unity in Diversity)?
Apa arti dari
Masyarakat Bhineka Tunggal Ika?
Tentu kata-kata Bhineka
Tunggal Ika (Unity in Diversity) ini telah sering didengar dan tidak menjadi
hal yang tabu. Jika kita menanyakan apa arti dari kata “Bhineka Tunggal Ika”
belum tentu satu individu maupun masyarakat mengetahuinya. Jika diartikan
secara terpisah, bhineka memiliki arti beragam atau berbeda, tunggal memiliki
arti satu, dan ika memiliki arti itu. Sehingga jika dibaca menghasilkan bunyi
“Berbeda satu itu”. Secara harfiah, Bhineka Tunggal Ika memiliki arti
berbeda-beda tetap satu jua. Maksud dari berbeda-beda tetap satu jua ialah
meskipun negara Indonesia tercinta ini memiliki beragam suku, budaya,
adat-istiadat, agama, ras, namun kita tetaplah satu. Satu dalam arti memiliki
tujuan yang sama yakni membangun Negara Indonesia menjadi lebih baik.
Bhineka Tunggal Ika
(Unity in Diversity) selain itu juga difungsikan untuk menyatukan seluruh
masyarakat Indonesia juga memiliki fungsi sebagai pembangunan negara Indonesia.
Bhineka Tunggal Ika
(Unity in Diversity) sangatlah penting untuk negara Indonesia kita tercinta.
Hal itu dikarenakan Bhineka Tunggal Ika memiliki peranan sebagai penyadaran warga negara
Indonesia untuk tetap dapat bersatu meskipun berbeda-beda dalam segala hal
karena Indonesia terdiri dari banyak pulau maka tidak dipungkiri kebudayaan
yang ada pastinya beraneka ragam pula. Dengan adanya Bhineka Tunggal Ika, tidak
akan terjadi perang saudara hanya karena beralasan berbeda suku, sebab Bhineka
Tunggal Ika merupakan moto dari negara Indonesia maka kita sebagai warga negara
Indonesia wajib untuk mengamalkannya dan menjalankannya.
Negara Indonesia
merupakan negara kesatuan yang terdiri dari berpuluh-puluh pulau, memiliki
suku, adat istiadat, ras dan agama yang beragam. Negara Indonesia memiliki moto
“Bhineka Tunggal Ika” sehingga meskipun memiliki berbagai macam suku, budaya,
agama serta adat istidat yang berbeda, Indonesia tetap tidak akan terpisahkan
satu sama lain.
Bhineka Tunggal Ika
menyimbolkan sebagai persatuan Indonesia yang terdapat pada pancasila. Moto
Bhineka Tunggal Ika merupakan ilustrasi dari negara Indonesia. Bhineka Tunggal
Ika itu sendiri dapat dijelaskan dalam bentuk multikultularisme.
Jika kita lihat pada
kenyataannya, moto ini tidak mudah diwujudkan dalam bentuk nyata. Pada
kenyataannya Indonesia hanya berpedoman pada cultural diversity yang memiliki
kebijakan dalam hal compulsory primary education dalam satu bahasa. Sehingga
dapat menimbulkan konflik kebudayaan yang sebagai akibat pengabaian bahasa
budaya lokal.
Bhineka Tunggal Ika
merupakan salah satu faktor dari Negara Indonesia tidak terpisahkan satu sama
lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat bersatu di bumi Indonesia
tercinta ini adalah kesadaran akan perbedaan yang ada. Perbedaan yang terjadi
tidaklah menjadi hal yang dipermasalahkan dalam bentuk apapun.
Hal ini akan menjadikan
sesuatu masalah yang berdampak yang positif dan negatif. Jika dilihat dari
dampak positifnya, Bhineka Tunggal Ika ini mampu membuat Indonesia aman dan
damai dalam arti tidak adanya peperangan saudara hanya karena perbedaan suku,
budaya, adat istiadat, kepercayaan dan lain-lain. Bhineka Tunggal Ika ini juga
mampu membuat masyarakat Indonesia menjadi negara dengan persatuan yang kental.
Jika kita melihatnya
dalam bentuk dampak yang positif, Bhineka Tunggal Ika ini mampu memberikan
sesuatu yang amat sangat bermanfaat bagi negara Indonesia yang memiliki
beraneka ragam suku, budaya, adat istiadat, kepercayaan dan lain-lain.
Namun jika kita
melihatnya dalam bentuk dampak negatifnya akan mempengaruhi pembangunan negara.
Dampak negatif dari Bhineka Tunggal Ika ialah muncul konsep-konsep pembangunan yang sama dan seragam
antara kota dan desa di seluruh Indonesia, pertumbuhan kota besar yang terkonsentrasinya
penduduk pada sebuah titik pembangunan yang mengakibatkan perubahan
pola pikir dan tingkah laku masyarakat. Keadaan ini mengakibatkan munculnya
perubahan-perubahan pola pikir dan tingkah laku, menumbuhkan
ketidaksamaan (inequalities) dan ketidakadilan. Hal ini memunculkan mutasi
psikologis yang dirasakan sebagai kekacauan dan gangguan dari pada kemantapan
dan perbaikan hidup. Proses pembangunan yang tidak merata antar satu
kawasan dengan kawasan lainnya yang mengakibatkan ketimpangan sosial.
Dalam hal ini, tidak hanya dibutuhkan kesadaran dari
masyarakat saja, tetapi dibutuhkannya kesadaran dari pemerintahan. Jika
kesadaran masyarakat telah tumbuh dan berpondasi, tetapi pemerintah tidak
melakukan tindakan apapun atau tidak memiliki kesadaran dalam hal ini akan menimbulkan
kekacauan.
Faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi kesadaran pemersatu bangsa Indonesia yakni:
· Pancasila
· UUD
1945
· Proklamasi Kemerdekaan
· Sumpah Pemuda
· Bhinneka Tunggal Ika
· Bahasa Indonesia
· Bendera Merah Putih
Pancasila merupakan
salah satu faktor dari alat pemersatu bagi bangsa Indonesia sesuai dengan isi
dari Pancasila itu sendiri yaitu “Persatuan Indonesia”.
Proklamasi juga
merupakan alat pemersatu untuk bangsa Indonesia karena pada masa penjajahan,
rakyat Indonesia bersatu mengalahkan penjajahan yang ada di Indonesia dan
seluruh rakyat Indonesia menantikan hari proklamsi dan pembacaan teks
proklamasi.
Sumpah pemuda juga
salah satu faktor pemersatu karena pada hari terjadinya Sumpah Pemuda membuat
seluruh rakyat Indonesia merasakan semangat luar biasa dalam hal persatuan
tanpa memikirkan perbedaan.
Bendera merah putih
merupakan hal yang sangat berpengaruh didalam persatuan seperti layaknya
Undang-Undang Dasar 1945.
Bahasa Indonesia pun menjadi
faktor pemersatu. Ketika terjadi peristiwa sumpah pemuda, bahasa Indonesia
dipilih sebagai bahasa kesatuan, meskipun saat itu, banyak tokoh-tokoh penting
berada di pulau Jawa dan berbahasa Jawa. Hal ini terjadi agar tak ada
terjadinya rasa kurang puas atau perasaan terintimidasi dari setiap daerah yang
memiliki bahasa daerah masing-masing. Indonesia mempunyai berbagai macam bahasa
yang sehingga membuat bahasa Indonesia sebagai pemersatu agar tidak terjadinya
rasa iri hati dari berbagai macam suku.
Seperti yang telah
dijelaskan diatas, Bhineka Tunggal Ika merupakan konsep utama dalam pemersatuan
masyarakat atau rakyat Indonesia. Pada hakikatnya, Bhineka Tunggal Ika ini,
tidak mempersoalkan perbedaan, tetapi menjadikan perbedaan ini sesuatu yang
harmonis atau sejalan dengan kesatuan yang keberagaman dari setiap budaya, adat
istiadat, bahasa, dan kepercayaan.
Pemerintahan pun telah
berupaya dalam pemersatuan bangsa Indonesia yaitu melalui Pendidikan, Sosial
Ekonomi, Politik dan lain-lain. Namun, upaya ini menurut saya tidak berpengaruh
atau menimbulkan dampak yang besar. Pada pendidikan yang terjadi di Indonesia
dapat kita lihat bahwa tidak seluruh anak Indonesia dapat mengenyam pendidikan
yang layak. Sosial ekonomi pun sangatlah berperan penting dalam hal ini, karena
antara rakyat miski dengan orang kaya sangatlah memiliki kesenjangan sosial.
Dapat dilihat dengan nyata bahwa rakyat miskin tidak akan mungkin berbaur
denganorang-orang kaya.
Pada kenyataannya upaya
pemerintah ini bukannya memberikan dampak positif dalam persatuan bangsa
Indonesia, tetapi hanya memberikan dampak negatif dalam arti semakin kentalnya
perbedaan yang ditunjukan dalam segala sisi. Seharusnya pemerintah memberikan
solusi terbaik, bukan memberikan kesenjangan sosial dalam masyarakat. Jelas
adanya ini membuat masyarakat kental akan permusuhan hanya karena dengan alasan
si kaya dengan si miskin.
Saran yang dapat
diberikan adalah dengan menyatukan perbedaan yang ada dalam satu taraf yang
memiliki arti tidak memandang dari perbedaan. Dihapuskannya mengenai
kesenjangan antara si kaya dengan si miskin. Membuat perlakuan yang sama
terhadap masyarakat Indonesia dan tidak memberikan perbadaan sikap atau
perlakuan yang ada.
Pendidikan di Indonesia
memang masih kurang patut untuk dianggap sebagai alat pemersatu, karena masih
menjadi tahapan yang kurang profesionalisme. Jika di negara luar, dalam hal
pendidikan tak akan ada pembedaan fasilitas dari sekolah yang dibiayai
pemerintah dengan sekolah swasta. Setiap sekolah wajib memiliki seluruh
fasilitas yang sesuai untuk proses belajar-mengajar. Namun, apa yang kita lihat
di Indonesia? Sekolah yang diberikan tanpa pungutan biaya menjadi sekolah yang
kurang akan masilitas, bahkan itu dapat dikatakan sangat minim. Berbeda halnya
dengan sekolah swasta bertaraf Internasional yang mendapatkan fasilitas penuh
di sekolahnya karena membayar sekolah dengan biaya tinggi.
Apakah ini sudah cukup
adil?
Apakah ini sudah mampu
untuk menyatukan bangsa Indonesia?
Jawaban dari kedua
pertanyaan ini hanyalah satu, yaitu “TIDAK”. Orang-orang miskin akan merasakan
dampak yang nyata dari semua hal ini. Tak khayal dari mereka melakukan
tindakan-tindakan diluar batas norma-norma yang berlaku didalam kehidupan
bermasyarakat. Mereka tak akan tinggal diam dalam kedaaan ini, karena mereka
mampu membuat tindakan anarkis yang menimbulkan peperangan.
Di negara luar, tak
pernah terjadi hal seperti ini. Suatu masalah yang dipupuk terlalu lama akan
menjadikan sesuatu yang membahayakan. Ini tak dapat dibiarkan, Indonesia harus
berubah menjadi negara tanpa adanya tindak diskriminasi terhadap rakyatnya
sendiri. Tindakan-tindakan atau perlakuan yang menimbulkan rasa diskriminasi
dalam satu pihak haru segera dihapuskan.
Indonesia itu untu semua
rakyat indonesia, bukan hanya untuk satu golongan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar