Ressy

HIDUP SEPERTI BAWANG!!! Always Love for SAINS!

Minggu, 23 Desember 2012

Prospek Membangun Negara dan Masyarakat Bhinneka Tunggal Ika (Unity in Diversity)

Prospek Membangun Negara dan Masyarakat

Bhinneka Tunggal Ika (Unity in Diversity)
Oleh Ressy Kartika Sari


Apa arti Bhineka Tunggal Ika (Unity in Diversity)?
Apa arti dari Masyarakat Bhineka Tunggal Ika?
Tentu kata-kata Bhineka Tunggal Ika (Unity in Diversity) ini telah sering didengar dan tidak menjadi hal yang tabu. Jika kita menanyakan apa arti dari kata “Bhineka Tunggal Ika” belum tentu satu individu maupun masyarakat mengetahuinya. Jika diartikan secara terpisah, bhineka memiliki arti beragam atau berbeda, tunggal memiliki arti satu, dan ika memiliki arti itu. Sehingga jika dibaca menghasilkan bunyi “Berbeda satu itu”. Secara harfiah, Bhineka Tunggal Ika memiliki arti berbeda-beda tetap satu jua. Maksud dari berbeda-beda tetap satu jua ialah meskipun negara Indonesia tercinta ini memiliki beragam suku, budaya, adat-istiadat, agama, ras, namun kita tetaplah satu. Satu dalam arti memiliki tujuan yang sama yakni membangun Negara Indonesia menjadi lebih baik.
Bhineka Tunggal Ika (Unity in Diversity) selain itu juga difungsikan untuk menyatukan seluruh masyarakat Indonesia juga memiliki fungsi sebagai pembangunan negara Indonesia.
Bhineka Tunggal Ika (Unity in Diversity) sangatlah penting untuk negara Indonesia kita tercinta. Hal itu dikarenakan Bhineka Tunggal Ika memiliki peranan sebagai penyadaran warga negara Indonesia untuk tetap dapat bersatu meskipun berbeda-beda dalam segala hal karena Indonesia terdiri dari banyak pulau maka tidak dipungkiri kebudayaan yang ada pastinya beraneka ragam pula. Dengan adanya Bhineka Tunggal Ika, tidak akan terjadi perang saudara hanya karena beralasan berbeda suku, sebab Bhineka Tunggal Ika merupakan moto dari negara Indonesia maka kita sebagai warga negara Indonesia wajib untuk mengamalkannya dan menjalankannya.
Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari berpuluh-puluh pulau, memiliki suku, adat istiadat, ras dan agama yang beragam. Negara Indonesia memiliki moto “Bhineka Tunggal Ika” sehingga meskipun memiliki berbagai macam suku, budaya, agama serta adat istidat yang berbeda, Indonesia tetap tidak akan terpisahkan satu sama lain.
Bhineka Tunggal Ika menyimbolkan sebagai persatuan Indonesia yang terdapat pada pancasila. Moto Bhineka Tunggal Ika merupakan ilustrasi dari negara Indonesia. Bhineka Tunggal Ika itu sendiri dapat dijelaskan dalam bentuk multikultularisme.
Jika kita lihat pada kenyataannya, moto ini tidak mudah diwujudkan dalam bentuk nyata. Pada kenyataannya Indonesia hanya berpedoman pada cultural diversity yang memiliki kebijakan dalam hal compulsory primary education dalam satu bahasa. Sehingga dapat menimbulkan konflik kebudayaan yang sebagai akibat pengabaian bahasa budaya lokal.
Bhineka Tunggal Ika merupakan salah satu faktor dari Negara Indonesia tidak terpisahkan satu sama lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat bersatu di bumi Indonesia tercinta ini adalah kesadaran akan perbedaan yang ada. Perbedaan yang terjadi tidaklah menjadi hal yang dipermasalahkan dalam bentuk apapun.
Hal ini akan menjadikan sesuatu masalah yang berdampak yang positif dan negatif. Jika dilihat dari dampak positifnya, Bhineka Tunggal Ika ini mampu membuat Indonesia aman dan damai dalam arti tidak adanya peperangan saudara hanya karena perbedaan suku, budaya, adat istiadat, kepercayaan dan lain-lain. Bhineka Tunggal Ika ini juga mampu membuat masyarakat Indonesia menjadi negara dengan persatuan yang kental.
Jika kita melihatnya dalam bentuk dampak yang positif, Bhineka Tunggal Ika ini mampu memberikan sesuatu yang amat sangat bermanfaat bagi negara Indonesia yang memiliki beraneka ragam suku, budaya, adat istiadat, kepercayaan dan lain-lain.
Namun jika kita melihatnya dalam bentuk dampak negatifnya akan mempengaruhi pembangunan negara. Dampak negatif dari Bhineka Tunggal Ika ialah muncul konsep-konsep pembangunan yang sama dan seragam antara kota dan desa di seluruh Indonesia, pertumbuhan kota besar yang terkonsentrasinya penduduk pada sebuah titik pembangunan yang mengakibatkan perubahan pola pikir dan tingkah laku masyarakat. Keadaan ini mengakibatkan munculnya perubahan-perubahan pola pikir dan tingkah laku, menumbuhkan ketidaksamaan (inequalities) dan ketidakadilan. Hal ini memunculkan mutasi psikologis yang dirasakan sebagai kekacauan dan gangguan dari pada kemantapan dan perbaikan hidup. Proses pembangunan yang tidak merata antar satu kawasan dengan kawasan lainnya yang mengakibatkan ketimpangan sosial.
Dalam hal ini, tidak hanya dibutuhkan kesadaran dari masyarakat saja, tetapi dibutuhkannya kesadaran dari pemerintahan. Jika kesadaran masyarakat telah tumbuh dan berpondasi, tetapi pemerintah tidak melakukan tindakan apapun atau tidak memiliki kesadaran dalam hal ini akan menimbulkan kekacauan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesadaran pemersatu bangsa Indonesia yakni:
·      Pancasila
·      UUD 1945
·      Proklamasi Kemerdekaan
·      Sumpah Pemuda
·      Bhinneka Tunggal Ika
·      Bahasa Indonesia
·      Bendera Merah Putih
Pancasila merupakan salah satu faktor dari alat pemersatu bagi bangsa Indonesia sesuai dengan isi dari Pancasila itu sendiri yaitu “Persatuan Indonesia”.
Proklamasi juga merupakan alat pemersatu untuk bangsa Indonesia karena pada masa penjajahan, rakyat Indonesia bersatu mengalahkan penjajahan yang ada di Indonesia dan seluruh rakyat Indonesia menantikan hari proklamsi dan pembacaan teks proklamasi.
Sumpah pemuda juga salah satu faktor pemersatu karena pada hari terjadinya Sumpah Pemuda membuat seluruh rakyat Indonesia merasakan semangat luar biasa dalam hal persatuan tanpa memikirkan perbedaan.
Bendera merah putih merupakan hal yang sangat berpengaruh didalam persatuan seperti layaknya Undang-Undang Dasar 1945.
Bahasa Indonesia pun menjadi faktor pemersatu. Ketika terjadi peristiwa sumpah pemuda, bahasa Indonesia dipilih sebagai bahasa kesatuan, meskipun saat itu, banyak tokoh-tokoh penting berada di pulau Jawa dan berbahasa Jawa. Hal ini terjadi agar tak ada terjadinya rasa kurang puas atau perasaan terintimidasi dari setiap daerah yang memiliki bahasa daerah masing-masing. Indonesia mempunyai berbagai macam bahasa yang sehingga membuat bahasa Indonesia sebagai pemersatu agar tidak terjadinya rasa iri hati dari berbagai macam suku.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, Bhineka Tunggal Ika merupakan konsep utama dalam pemersatuan masyarakat atau rakyat Indonesia. Pada hakikatnya, Bhineka Tunggal Ika ini, tidak mempersoalkan perbedaan, tetapi menjadikan perbedaan ini sesuatu yang harmonis atau sejalan dengan kesatuan yang keberagaman dari setiap budaya, adat istiadat, bahasa, dan kepercayaan.
Pemerintahan pun telah berupaya dalam pemersatuan bangsa Indonesia yaitu melalui Pendidikan, Sosial Ekonomi, Politik dan lain-lain. Namun, upaya ini menurut saya tidak berpengaruh atau menimbulkan dampak yang besar. Pada pendidikan yang terjadi di Indonesia dapat kita lihat bahwa tidak seluruh anak Indonesia dapat mengenyam pendidikan yang layak. Sosial ekonomi pun sangatlah berperan penting dalam hal ini, karena antara rakyat miski dengan orang kaya sangatlah memiliki kesenjangan sosial. Dapat dilihat dengan nyata bahwa rakyat miskin tidak akan mungkin berbaur denganorang-orang kaya.
Pada kenyataannya upaya pemerintah ini bukannya memberikan dampak positif dalam persatuan bangsa Indonesia, tetapi hanya memberikan dampak negatif dalam arti semakin kentalnya perbedaan yang ditunjukan dalam segala sisi. Seharusnya pemerintah memberikan solusi terbaik, bukan memberikan kesenjangan sosial dalam masyarakat. Jelas adanya ini membuat masyarakat kental akan permusuhan hanya karena dengan alasan si kaya dengan si miskin.
Saran yang dapat diberikan adalah dengan menyatukan perbedaan yang ada dalam satu taraf yang memiliki arti tidak memandang dari perbedaan. Dihapuskannya mengenai kesenjangan antara si kaya dengan si miskin. Membuat perlakuan yang sama terhadap masyarakat Indonesia dan tidak memberikan perbadaan sikap atau perlakuan yang ada.
Pendidikan di Indonesia memang masih kurang patut untuk dianggap sebagai alat pemersatu, karena masih menjadi tahapan yang kurang profesionalisme. Jika di negara luar, dalam hal pendidikan tak akan ada pembedaan fasilitas dari sekolah yang dibiayai pemerintah dengan sekolah swasta. Setiap sekolah wajib memiliki seluruh fasilitas yang sesuai untuk proses belajar-mengajar. Namun, apa yang kita lihat di Indonesia? Sekolah yang diberikan tanpa pungutan biaya menjadi sekolah yang kurang akan masilitas, bahkan itu dapat dikatakan sangat minim. Berbeda halnya dengan sekolah swasta bertaraf Internasional yang mendapatkan fasilitas penuh di sekolahnya karena membayar sekolah dengan biaya tinggi.
Apakah ini sudah cukup adil?
Apakah ini sudah mampu untuk menyatukan bangsa Indonesia?
Jawaban dari kedua pertanyaan ini hanyalah satu, yaitu “TIDAK”. Orang-orang miskin akan merasakan dampak yang nyata dari semua hal ini. Tak khayal dari mereka melakukan tindakan-tindakan diluar batas norma-norma yang berlaku didalam kehidupan bermasyarakat. Mereka tak akan tinggal diam dalam kedaaan ini, karena mereka mampu membuat tindakan anarkis yang menimbulkan peperangan.
Di negara luar, tak pernah terjadi hal seperti ini. Suatu masalah yang dipupuk terlalu lama akan menjadikan sesuatu yang membahayakan. Ini tak dapat dibiarkan, Indonesia harus berubah menjadi negara tanpa adanya tindak diskriminasi terhadap rakyatnya sendiri. Tindakan-tindakan atau perlakuan yang menimbulkan rasa diskriminasi dalam satu pihak haru segera dihapuskan.
Indonesia itu untu semua rakyat indonesia, bukan hanya untuk satu golongan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate My Post