Monster
Oleh Ressy Kartika Sari
Hai guys...
Apa kabar untuk semua
reader setia blog gue??? Eh tunggu!!! Setia? Hemmm ==a enggak kayaknya dah
hohoho. Gue yakin lo semua pasti baik-baik ajah kannn???? Gak kayak gua, susana
di dalam diri gua lagi berkabut diselingin hujan deras serta petir yang
menyambar cukup kencang. Tau kan artinya??? Ya, gak banget ini.
Gua ngerasa kecewa
banget, ternyata rasa kecewa itu memberikan respon yang gak baik pada tubuh
gua, badan gua gemetar kuat, detak jantung semakin cepat disertai sesak nafas. Oh
god! Yang gua pikirin cuman satu pada saat ini gua gak mao minum obat-obatan
kayak gitu lagi kalo sampe penyakit gua dulu muncul. Gua kecewa terhadap banyak
hal.
Dari dulu gua emang
terlalu acuh dengan yang namanya persahabatan atau sebagainya, tapi belakangan
gua merasa memiliki benar-benar sahabat. Tapi bukan itu yang buat gua kecewa. Gua
kecewa karena mereka sesungguhnya membenci diri gua. Mungkin mereka membenci
gua karena telah menemukan “Monster” di dalam diri gua.
Ya, silahkan panggil
gua “Ressy Si Monster”. Semua orang melihat diri gua dari luar adalah pribadi
yang ceria atau semacamnya. Tapi itu bukan berarti gua gak memiliki sisi dari
diri gua yang lain. Terserah lo semua mau bilang gua seperti apa. Gua memang
bukan malaikat yang tidak memiliki dosa. Gua juga bukan Tuhan yang mampu
merubah semuanya serta menentukan segala macam hal. Tetapi gua adalah iblis. Gua
jahat, egois, pendendam, kasar, gak punya etika, munafik, kejam dan semua hal
buruk yang belum tentu orang lain lihat.
Tetapi disisi lain, gua
benar-benar menyembunyikan semuanya dari orang-orang. Gua berusaha untuk
berubah menjadi yang lebih baik lagi. Gua berusaha untuk mengunci monster yang
berada didalam diri gua. Gua berusaha untuk menjadi penengah. Gua berusaha
merubah gaya bicara gua yang sangat kasar dan menyakiti hati mereka. Gua berusaha
memahami mereka.
Gua berusaha menahan
semua perasaan yang akan meluap dari beberapa pekan lalu. Berusaha mengendalikan
diri. Semua itu punya alasan, gua gak mau mereka kecewa terhadap diri gua, gua
gak mau mereka membenci diri gua. Gua gak mau mereka melihat sisi hitam gua. Itu
sebabnya gua benar-benar pasif ketika mereka sedang bercanda. Gua gak mau
mereka tersakiti hatinya karena ucapan gua. Ketika mereka jengkel dengan ucapan
gua, yang gua lakuin itu hanya diam. Diam itu bukan berarti gak ada yang gua
pikirkan, tetapi gua sedang mengintropeksi diri. Berusaha memperbaiki suasana.
Yang sangat gua
sesalkan adalah ternyata memang perasaan buruk akhir-akhir ini terjadi. Gua memang
merasa bersalah akan peristiwa kemarin. Berpikir untuk mencari solusi. Tetapi kali
itu, untuk yang “PERTAMA” kalinya gua dicaci maki. Gua gak pernah diperlakukan
seperti itu. Kalo cacian itu bukan hanya untuk gua, kenapa harus BERTERIAK
didepan gua?! Seolah-olah semua cacian itu sudah kalian pendam dari sejak lama.
KELUARKAN!! KELUARKAN SEMUANYA jika itu membuat kalian merasa puas. Hukum gua
jika itu akan membuat kalian bahagia.
Gua gak pernah
membentak orang sebelumnya. Kenapa? Terkejut dengan yang gua lakukan? Maaf,
tapi gua punya alasan kenapa gua bisa bilang kata “DISKRIMINASI” kepada kalian.
Padahal gua sudah berusaha untuk mencairkan suasana dengan memikirkan solusi
terbaik yang harus gua lakukan untuk kalian, tetapi yang gua dapatkan hanya
serangan-serangan. Gua sakit hati. Memang mereka mengatakan ada unsur kata “KALIAN”
tetapi lihat apa yang kalian perbuat, kalian hanya berteriak kepada gua!!! Lalu
yang lainnya? GAK! Seolah gua adalah dalang dari segalanya. Seolah semua adalah
kesalahan gua.
Kata maaf itu gak cukup
kan untuk bentakkan gua?? Lalu cacian kalian??! Padahal gua sudah berusaha
untuk mengintropeksi diri gua. Merasa bersalah karena gua temen yang egois yang
gak bisa menyelamatkan temannya sendiri. Tetapi semuanya membuat gua kesal!! Gua
berteriak serta membentak. Selain semua yang ada dipikirkan tetapi secara
mental, semuanya membuat gua “DOWN”.
Hahahaha. Sekarang gua
cuman bisa tertawa ironis. Apa yang gua rasain tentunya gak akan pernah mereka
rasakan. Intropeksi diri, itu yang membuat gua bisa merasakan apa yang mereka
rasakan. Gua hanya menyesalkan semua itu.
Seandainya gua gak
punya beban untuk presentasi, seandainya gua gak punya beban untuk semua hal,
gua pasti berada disana. Menjadi salah satu dari kedelapan orang itu. tapi kepanikkan
gua membawa bencana. Gua terlalu memikirkan diri sendiri. Tapi gua masih punya tanggung
jawab terhadap teman sekelompok gua. Tapi ketika gua menunaikkan satu tanggung
jawab itu, yang lainnya terbengkalai sehingga membuat semuanya “HANCUR”.
Gua ingin punya “TIME
MACHINE”. Just one mistake... Alone in the room that is more spacious than usual.
It’s over, guess it’s over. The story created by the two of us was also in
vain. I can't believe it could crumble so easily. One mistake, got a one
regret. Nobody is perfect. Even if I try to say and hear it. The pain won't
heal no matter what. Right now, if I could ride a time machine and go to meet
them. I wouldn’t wish for anything else. Before the memories become distant and
fleeting. I need a time machine. Time slows to a crawl when I’m by myself. The
punishment for my mistake is severe. The last words that they left behind. Even
now, I can't stop the refrain. My heart still hurts. Just one mistake, just one
regret. Even now, I still love them selfishly. If I'm able to meet you passing
through time and space. Even if it's heading to. The same conclusion, I'm sure.
There won't be any regrets remaining.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar