Ressy

HIDUP SEPERTI BAWANG!!! Always Love for SAINS!

Selasa, 06 November 2012

Monster

Monster

Oleh Ressy Kartika Sari


Hai guys...
Apa kabar untuk semua reader setia blog gue??? Eh tunggu!!! Setia? Hemmm ==a enggak kayaknya dah hohoho. Gue yakin lo semua pasti baik-baik ajah kannn???? Gak kayak gua, susana di dalam diri gua lagi berkabut diselingin hujan deras serta petir yang menyambar cukup kencang. Tau kan artinya??? Ya, gak banget ini.
Gua ngerasa kecewa banget, ternyata rasa kecewa itu memberikan respon yang gak baik pada tubuh gua, badan gua gemetar kuat, detak jantung semakin cepat disertai sesak nafas. Oh god! Yang gua pikirin cuman satu pada saat ini gua gak mao minum obat-obatan kayak gitu lagi kalo sampe penyakit gua dulu muncul. Gua kecewa terhadap banyak hal.
Dari dulu gua emang terlalu acuh dengan yang namanya persahabatan atau sebagainya, tapi belakangan gua merasa memiliki benar-benar sahabat. Tapi bukan itu yang buat gua kecewa. Gua kecewa karena mereka sesungguhnya membenci diri gua. Mungkin mereka membenci gua karena telah menemukan “Monster” di dalam diri gua.
Ya, silahkan panggil gua “Ressy Si Monster”. Semua orang melihat diri gua dari luar adalah pribadi yang ceria atau semacamnya. Tapi itu bukan berarti gua gak memiliki sisi dari diri gua yang lain. Terserah lo semua mau bilang gua seperti apa. Gua memang bukan malaikat yang tidak memiliki dosa. Gua juga bukan Tuhan yang mampu merubah semuanya serta menentukan segala macam hal. Tetapi gua adalah iblis. Gua jahat, egois, pendendam, kasar, gak punya etika, munafik, kejam dan semua hal buruk yang belum tentu orang lain lihat.
Tetapi disisi lain, gua benar-benar menyembunyikan semuanya dari orang-orang. Gua berusaha untuk berubah menjadi yang lebih baik lagi. Gua berusaha untuk mengunci monster yang berada didalam diri gua. Gua berusaha untuk menjadi penengah. Gua berusaha merubah gaya bicara gua yang sangat kasar dan menyakiti hati mereka. Gua berusaha memahami mereka.
Gua berusaha menahan semua perasaan yang akan meluap dari beberapa pekan lalu. Berusaha mengendalikan diri. Semua itu punya alasan, gua gak mau mereka kecewa terhadap diri gua, gua gak mau mereka membenci diri gua. Gua gak mau mereka melihat sisi hitam gua. Itu sebabnya gua benar-benar pasif ketika mereka sedang bercanda. Gua gak mau mereka tersakiti hatinya karena ucapan gua. Ketika mereka jengkel dengan ucapan gua, yang gua lakuin itu hanya diam. Diam itu bukan berarti gak ada yang gua pikirkan, tetapi gua sedang mengintropeksi diri. Berusaha memperbaiki suasana.
Yang sangat gua sesalkan adalah ternyata memang perasaan buruk akhir-akhir ini terjadi. Gua memang merasa bersalah akan peristiwa kemarin. Berpikir untuk mencari solusi. Tetapi kali itu, untuk yang “PERTAMA” kalinya gua dicaci maki. Gua gak pernah diperlakukan seperti itu. Kalo cacian itu bukan hanya untuk gua, kenapa harus BERTERIAK didepan gua?! Seolah-olah semua cacian itu sudah kalian pendam dari sejak lama. KELUARKAN!! KELUARKAN SEMUANYA jika itu membuat kalian merasa puas. Hukum gua jika itu akan membuat kalian bahagia.
Gua gak pernah membentak orang sebelumnya. Kenapa? Terkejut dengan yang gua lakukan? Maaf, tapi gua punya alasan kenapa gua bisa bilang kata “DISKRIMINASI” kepada kalian. Padahal gua sudah berusaha untuk mencairkan suasana dengan memikirkan solusi terbaik yang harus gua lakukan untuk kalian, tetapi yang gua dapatkan hanya serangan-serangan. Gua sakit hati. Memang mereka mengatakan ada unsur kata “KALIAN” tetapi lihat apa yang kalian perbuat, kalian hanya berteriak kepada gua!!! Lalu yang lainnya? GAK! Seolah gua adalah dalang dari segalanya. Seolah semua adalah kesalahan gua.
Kata maaf itu gak cukup kan untuk bentakkan gua?? Lalu cacian kalian??! Padahal gua sudah berusaha untuk mengintropeksi diri gua. Merasa bersalah karena gua temen yang egois yang gak bisa menyelamatkan temannya sendiri. Tetapi semuanya membuat gua kesal!! Gua berteriak serta membentak. Selain semua yang ada dipikirkan tetapi secara mental, semuanya membuat gua “DOWN”.
Hahahaha. Sekarang gua cuman bisa tertawa ironis. Apa yang gua rasain tentunya gak akan pernah mereka rasakan. Intropeksi diri, itu yang membuat gua bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Gua hanya menyesalkan semua itu.
Seandainya gua gak punya beban untuk presentasi, seandainya gua gak punya beban untuk semua hal, gua pasti berada disana. Menjadi salah satu dari kedelapan orang itu. tapi kepanikkan gua membawa bencana. Gua terlalu memikirkan diri sendiri. Tapi gua masih punya tanggung jawab terhadap teman sekelompok gua. Tapi ketika gua menunaikkan satu tanggung jawab itu, yang lainnya terbengkalai sehingga membuat semuanya “HANCUR”.
Gua ingin punya “TIME MACHINE”. Just one mistake... Alone in the room that is more spacious than usual. It’s over, guess it’s over. The story created by the two of us was also in vain. I can't believe it could crumble so easily. One mistake, got a one regret. Nobody is perfect. Even if I try to say and hear it. The pain won't heal no matter what. Right now, if I could ride a time machine and go to meet them. I wouldn’t wish for anything else. Before the memories become distant and fleeting. I need a time machine. Time slows to a crawl when I’m by myself. The punishment for my mistake is severe. The last words that they left behind. Even now, I can't stop the refrain. My heart still hurts. Just one mistake, just one regret. Even now, I still love them selfishly. If I'm able to meet you passing through time and space. Even if it's heading to. The same conclusion, I'm sure. There won't be any regrets remaining.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate My Post